Hentakan kaki mungil anak-anak kampung berlarian kesana kemari dijalan setapak yang tandus. Saling kejar demi mendapatkan giliran menarik truk mainan dari kayu. Teriakan mereka yang begitu ceria, menghiasi suasana sore yang hingar. Ternyata tidak membuat seorang anak dengan boneka beruangnya yang duduk dibalik jendela bambu disebuah rumah sederhana tertarik.
Banu nama anak itu. Menatap indahnya desa disore hari dari balik jendela dengan murung. Kakinya bersila dengan boneka beruang lusuh dan kotor dipangkuannya. Sesekali ia angkat begitu kemudian ia peluk boneka beruangnya dengan penuh kasih. Air mata rindu akan dekapan kasih seorang ibu menggores pipinya yang kemerahan. Menyapu debu yang menempel. Membawa sebuah mimpi dan keinginan.